Bahaya Internet untuk Remaja

Di tengah kehidupan sebagian kalangan remaja, saat ini internet nampaknya sudah melekat menjadi salah satu jenis kebutuhan pokok.

Namun tentunya tidak semua remaja yang bisa mengakses atau menggunakan internet dengan baik dan benar tanpa terpengaruh dampak negatifnya. 

Internet ibarat sebuah pisau. Jika berada di tangan seorang koki, maka bisa menjadi alat untuk membuat makanan lezat yang membahagiakan orang lain. Namun jika berada di tangan seorang anak yang tidak mengenal bahaya pisau, maka pisau tersebut malah mendatangkan bahaya bagi dirinya maupun orang lain.

Sebab di luaran sana banyak juga remaja yang salah memanfaatkan jejaring internet sehingga menghasilkan dampak yang buruk bagi dirinya dan juga bagi lingkungan disekitar remaja.

Dengan berdasarkan riset yang dikaji secara mendalam ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan apabila tidak bijak dalam menggunakan jejaring internet terutama di kalangan para remaja, yaitu seperti berikut:

1. Bisa memicu adanya perilaku bullying yang terjadi di sosial media.

Seringkali kita menemukan status dan komentar-komentar negatif yang saling menyudutkan. Jangankan di kalangan remaja, kalangan dewasa pun masih bisa dijumpai posting yang menyakiti orang lain. Dengan demikian, para orangtua hendaknya memantau dan mengawasi aktivitas anaknya di media sosial. Bekerjasama dengan banyak pihak dan anggota keluarga lainnya. Dan yang paling utama adalah senantiasa menguatkan karakter anaknya masing-masing.

2. Sangat mudah untuk mengakses konten yang tidak baik seperti pornografi, kekerasan dan lain sebagainya.

Dalam aturan pembuatan akun apa pun di internet biasanya membedakan pengguna berdasarkan usia. Beberapa aplikasi di internet mempersyaratkan usia minimal 18 tahun, walaupun konten di dalamnya positif. Namun, faktanya persyaratan tersebut hanya menjadi formalitas. Misalnya dalam pembuatan akun Facebook dan media sosial lainnya, ada banyak anak-anak di bawah umur yang lolos dan tetap saja menggunakan aplikasi tersebut. Padahal dalam aktivitas di sosial media seringkali ada orang tidak bertanggung jawab yang memposting hal-hal yang dilarang dan baru diblokir setelah ada laporan-laporan karena banyaknya pengguna aktif sehingga pengawasan kurang.

3. Terjadi kasus pelecehan, penculikan dan kriminal yang terjadi mulai dari sosial media.

Para penjahat kerap kali memanfaatkan kelengahan orang tua dan kepolosan anak-anak yang menggunakan media sosial. Dengan berbagai modus, mereka merayu dan menjebak anak-anak melalui media sosial.

Begitu tertangkap mereka dengan mudahnya menghindar dan menyembunyikan identitas aslinya. Berganti akun dan mencari target lagi. Maka, yang paling utama adalah adanya pencegahan yang dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya orang tua dan orang dewasa lainnya yang bisa memberikan masukan kepada anak-anak tersebut agar memiliki tameng dalam berselancar di dunia maya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *